Blog | Lalamove Indonesia

5 Tips Menghindari Aging Stock Bagi Bisnis Anda

Written by Lalamove Indonesia | Dec 28, 2025 1:00:00 AM

Stock yang menumpuk di gudang sangat berisiko menghambat penjualan. Itulah yang dinamakan aging stock. Simak lebih jauh apa itu aging stock di sini.

Pernah mengecek stok barang di gudang atau ruang penyimpanan toko Anda? Tidak jarang, barang yang masih tersusun rapi di rak dan tercatat aman di sistem justru luput dari perhatian. Selama stok belum habis, kondisi ini sering dianggap tidak bermasalah.

Padahal, setiap barang memiliki masa simpan. Semakin lama stok berada di gudang tanpa terjual, semakin besar risikonya untuk dilupakan. Di fase inilah muncul kondisi yang dikenal sebagai aging stock.

Aging stock bukan berarti barang sudah mati atau tidak bisa dijual. Stoknya masih ada, kualitasnya masih layak, tetapi penjualannya sangat melambat. Jika tidak diperiksa sejak awal, aging stock bisa diam-diam menghabiskan ruang di gudang, menahan modal dan memperlambat perputaran barang lain yang lebih dibutuhkan.

Apa Itu Aging Stock?

Image: Freepik

Aging stock adalah stok barang yang terlalu lama tersimpan dan mengalami perlambatan penjualan. Barangnya belum sepenuhnya tidak laku, tetapi tidak lagi bergerak jika dibandingkan sebelumnya.

Jika di bisnis retail, aging stock sering terlihat di rak yang jarang disentuh pelanggan. Di gudang, barang ini biasanya berada di posisi yang sama selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Jika dibiarkan, aging stock berisiko berubah menjadi deadstock yang benar-benar sulit dijual.

Penting dipahami bahwa aging stock bukan kesalahan fatal, melainkan peringatan awal bahwa ada ketidakseimbangan antara stok, permintaan, dan distribusi.

Baca juga: Tren First hingga Last-Mile Delivery: Solusi untuk Pengiriman Cepat di Era Modern

Dampak Aging Stock Bagi Bisnis

Aging stock sering dianggap masalah ringan karena barangnya masih ada dan belum rusak. Namun, jika dibiarkan dampaknya bisa mengganggu operasional bisnis Anda. 

Pertama, modal bisnis jadi tertahan lebih lama. Barang yang terlalu lama tersimpan berarti uang tidak kembali ke kas. Jika stoknya banyak, kondisi ini bisa mengganggu arus kas dan membatasi ruang untuk restock produk yang lebih laku.

Kedua, ruang rak dan gudang terpakai oleh barang yang tidak produktif. Aging stock mengambil tempat yang seharusnya bisa digunakan untuk produk fast moving. Akibatnya, toko atau gudang terasa penuh.

Ketiga, operasional jadi kurang fleksibel. Saat terlalu banyak stok lama menumpuk, proses penataan, picking, dan distribusi menjadi lebih rumit. Tim harus memilah barang yang jarang bergerak, padahal produk yang cepat laku justru membutuhkan akses lebih cepat.

Terakhir, aging stock berisiko menurunkan nilai produk dari waktu ke waktu. Tren berubah, kemasan perlu diperbarui, atau produk baru muncul yang membuat produk lama mulai ditinggalkan. 

Semakin lama barang tertahan di gudang, semakin kecil peluangnya untuk dijual dengan harga tinggi. Dampaknya memang di awa-awal belum langsung terasa, tapi kondisi ini bisa menghambat operasional dan kinerja penjualan. 

Baca juga: Peran Supply Chain Management dalam Bisnis Ekspor-Impor di Medan

Tips Manajemen Stok untuk Menghindari Aging Stock

Aging stock tidak muncul tiba-tiba. Dalam banyak kasus, aging stock bisa terjadi karena terlalu lama menahan barang di satu lokasi atau fokus menambah stok baru tanpa menggerakkan stok lama. 

Berikut ini beberapa tips manajemen stok untuk menghindari aging stock. 

Pantau Umur Stok Secara Berkala

Kesalahan umum dalam manajemen stok adalah terlalu fokus pada angka total stok. Selama jumlah terlihat aman, masalah dianggap tidak ada. Padahal, stok yang jumlahnya stabil bisa saja jadi masalah kalau barang tidak bergerak. 

Jangan hanya pantau jumlah stock, tapi juga pantau umur stok, khususnya jika Anda menjual produk makanan atau barang yang mudah basi. Produk yang sudah tersimpan melewati periode tertentu, misalnya lebih dari tiga bulan atau lebih, perlu perhatian khusus. 

Evaluasi Pergerakan Stok per Lokasi

Pada bisnis retail dengan toko atau gudang yang banyak di beberapa lokasi atau area, aging stock sering terlihat aman. Secara keseluruhan stok tampak bergerak, tetapi jika dilihat per lokasi, ada titik-titik yang sebenarnya stagnan.

Produk yang lambat di satu toko belum tentu lambat di toko lain. Karena itu, penting evaluasi pergerakan stok per lokasi secara rutin. 

Jangan Terlalu Lama Menahan Stok di Satu Titik

Salah satu penyebab utama aging stock adalah kebiasaan menunggu produk terjual di tempat yang sama terlalu lama. Dalam praktiknya, tidak semua lokasi punya potensi penjualan yang sama untuk setiap produk.

Jika sebuah barang tidak bergerak dalam periode tertentu, menahannya lebih lama justru meningkatkan risiko penurunan nilai. Memindahkan stok lebih awal ke lokasi lain yang lebih potensial sering kali jauh lebih efektif dibanding menunggu dengan harapan penjualan akan membaik sendiri.

Kurangi Restock Barang dengan Penjualan Lambat

Saat penjualan melambat, banyak bisnis justru menambah variasi atau stok baru dengan harapan menarik minat pasar. Padahal, langkah ini sering memperparah aging stock karena stok lama semakin tersisih.

Manajemen stok yang baik, bisa menahan diri untuk tidak terus menambah barang serupa saat stok lama belum habis. Fokus utama seharusnya menghabiskan atau memindahkan stok yang ada.

Ambil Tindakan Saat Penjualan Stok Mulai Melambat

Perusahaan perlu ambil tindakan cepat karena membiarkan aging stock bisa semakin sulit ditangani. Begitu tanda perlambatan pembelian, segera lakukan sesuatu, misalnya penyesuaian display, memindahkan ke lokasi lain, atau buat strategi penjualan. Tujuannya bukan langsung menghabiskan stok, tetapi menjaga barang tetap bergerak sebelum benar-benar menjadi deadstock.

Kelola Aging Stock Bersama Lalamove, Kirim Barang Jadi Lebih Cepat

Dalam skala bisnis yang lebih besar, pengelolaan aging stock tidak hanya bergantung pada strategi penjualan, tetapi juga pada kemampuan memindahkan barang dengan cepat antar lokasi. Di sinilah peran logistik menjadi krusial untuk menjaga stok tetap bergerak.

Masalahnya, memindahkan stok antar-toko atau gudang tidak selalu mudah, apalagi jika bisnis punya jadwal pengiriman rutin. 

Di sinilah pengiriman fleksibel berperan penting. Lalamove sebagai layanan pengiriman on demand, memastikan bisnis memindahkan aging stock dengan cepat dan sesuai kebutuhan, tanpa harus menunggu armada internal atau jadwal tetap. 

Tinggal pesan lewat aplikasi, barang bisa langsung dikirim dari gudang ke toko lain atau dari toko yang overstock ke lokasi dengan permintaan lebih tinggi.

Armada Lalamove juga beragam, sehingga memudahkan pengiriman disesuaikan dengan volume dan jenis barang. Anda bisa kirim stok yang jumlahnya tak banyak hingga dokumen dengan armada sepeda motor. Sementara untuk pengiriman dalam jumlah besar, Anda bisa sewa blind van, pick up, atau truk berkapasitas lebih besar yang fleksibel dipilih. 

Keuntungan kirim barang dengan Lalamove, pelaku usaha tak perlu sewa mobil seharian. Cukup bayar tarif sesuai jarak, layanan yang dipilih, dan jenis armada yang dibutuhkan. Tarif di aplikasi dijamin transparan dan tanpa biaya tambahan di luar aplikasi. 

Bagi bisnis yang memiliki banyak titik operasional, gabung jadi Mitra Bisnis Lalamove akan memudahkan proses pengiriman. Pengiriman lebih diprioritaskan, dengan tambahan keuntungan lainnya, seperti diskon 70%, cashback hingga Rp5 juta* per bulan, satu akun bisa digunakan oleh banyak user, adanya laporan keuangan untuk memudahkan bisnis memantau pengiriman bulanan, hingga perlindungan asuransi Premium tambahan.

Jadi, aging stock pada dasarnya adalah sinyal awal dari pergerakan stok yang mulai melambat. Semakin cepat kondisi ini dikenali dan ditangani, semakin besar peluang bisnis menjaga perputaran barang tetap sehat tanpa harus menanggung kerugian yang lebih besar di kemudian hari.

Yuk, gabung jadi Mitra Bisnis Lalamove. Urusan logistik manajemen stok percayakan dengan Lalamove!