Bahasa Indonesia

Pilih preferensi bahasa anda

  • Bahasa Indonesia
  • English
  • 8 Strategi Agar Bisnis Bisa Beradaptasi & Raih Kesempatan Baru di New Normal

    Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak bisnis mengalami krisis. Perilaku masyarakat dalam berbelanja produk dan jasa pun turut berubah. Banyak bisnis yang beralih ke platform digital agar bisnis bisa tetap berjalan.

    Dengan dimulainya fase new normal, bisnis juga perlu memikirkan strategi jangka panjang untuk kembali bangkit dan beradaptasi dengan kebutuhan maupun perilaku masyarakat yang berubah. Fase ini merupakan fase yang tepat untuk bisnis bereaksi dengan cepat untuk menanggapi perubahan-perubahan yang ada dan mengambil langkah yang tepat. Dengan demikian, bisnis pun bisa meraih kesempatan baru dan terus berkembang.

    Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk membantu bisnismu kembali berjalan dan menyesuaikan dengan fase new normal:

    Daftar Isi

    1. 1. Periksa Kondisi Finansial
    2. 2. Evaluasi Business Plan
    3. 3. Susun Kembali Budget
    4. 4. Buat Timeline
    5. 5. Riset Konsumen
    6. 6. Analisis Produk dan Kompetitor
    7. 7. Fokus pada Penjualan Online
    8. 8. Susun Rencana untuk Menghadapi Krisis Selanjutnya 
    9.  

    1. Periksa Kondisi Finansial

    keuangan bisnis

    Pertama, periksa dulu kondisi finansial bisnismu. Analisis sejauh mana pandemi ini berdampak pada bisnismu seperti dari laporan laba rugi dan arus kas. Kamu bisa membandingkannya dengan angka di tahun lalu untuk mengetahui seberapa besar dampak tersebut.

    Selain dari keuangan secara langsung, pertimbangkan juga hal-hal lain yang secara tidak langsung mempengaruhi jalannya bisnismu. Misalnya, jika kemarin kamu memberhentikan sebagian dari karyawanmu, kamu perlu memikirkan cara membangun kembali tim tersebut. Jika kemarin kamu memotong budget pemasaran, kamu perlu ikut  mempertimbangkan hal tersebut saat menyusun rencana keuangan.

    2. Evaluasi Business Plan

    business plan

    Sebelum pandemi, mungkin bisnismu bisa berjalan dengan aman dan lancar. Namun ini tidak 100% berarti kamu bisa kembali menjalankan bisnismu seperti biasa di fase new normal. Hal ini dikarenakan kebutuhan dan perilaku konsumen yang telah berubah. 

    Cek kembali business plan-mu dan lihat apakah model bisnis yang kamu jalankan masih menjawab kebutuhan konsumen dan dapat diakses dengan mudah. Analisis kekuatan dan kelemahan bisnismu, kemudian lihat aspek-aspek apa yang mungkin berubah dan perlu penyesuaian. Misalnya, jika sebelumnya kamu bergantung pada toko fisik, kamu bisa mempertimbangkan untuk berekspansi ke ranah digital untuk mengakomodasi meningkatnya transaksi online

    Selain dari business plan, analisis juga bagaimana pandemi ini mempengaruhi industri bisnismu secara keseluruhan. Perhatikan tren untuk menemukan peluang-peluang baru. Kamu mungkin bisa menemukan celah untuk memperluas target konsumenmu di masa mendatang. 

    3. Susun Kembali Budget

    susun budget

    Atur ulang budget dan target pendapatan. Kamu mungkin perlu menyusun kembali pembagian budget. Hal ini bisa berarti kamu perlu mengeluarkan uang terlebih dahulu sebelum mendapat pemasukkan. Misalnya, kamu mungkin perlu merekrut kembali karyawan yang sebelumnya kamu berhentikan sementara, meningkatkan pemasaran digital, atau meningkatkan jumlah stok.

    Kamu harus mempunyai rencana yang jelas mengenai berapa anggaran yang kamu butuhkan dan pengeluaran apa yang bisa dipotong untuk memaksimalkan pendapatan. Jika kamu memerlukan dana pinjaman, pertimbangkan cara apa yang paling tepat untuk mendapatkan modal tersebut. 

    4. Buat Timeline

    timeline bisnis

    Kamu mungkin memiliki beberapa hal yang ingin kamu lakukan untuk memulihkan bisnis. Namun jelas tidak realistis untuk melakukan semuanya secara bersamaan. Agar kamu tidak kewalahan, susun timeline untuk membantumu menentukan prioritas. 

    Misalnya, target jangka pendekmu yang pertama adalah untuk mendapatkan pendanaan. Setelah itu, kamu mungkin bisa mulai mempekerjakan kembali karyawan dan mengatur ulang inventori. Baru setelahnya, kamu bisa benar-benar menjalankan bisnismu seperti biasanya.

    Saat menetapkan timeline, jangan lupa untuk juga memantau kemajuanmu. Tujuannya tak lain adalah agar kamu tidak membuang terlalu banyak waktu pada satu hal saja. Untuk tahap awal, kamu mungkin bisa meninjau kondisi keuangan per minggunya. Setelah sudah mulai stabil, kamu bisa mengeceknya tiap bulan.

    5. Riset Konsumen

    Cropped hands filling out the online survey on the smartphone touchscreen Free Photo

    Selain kondisi keuangan, aspek lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah konsumen. Riset konsumen sebaiknya juga masuk ke langkah awal yang kamu lakukan dalam menyusun strategi bisnis di masa new normal

    Perilaku target konsumenmu bisa jadi berubah sejak masa pandemi. Jika kamu tidak melakukan riset, kamu tidak bisa mengetahui hal ini dan akhirnya bisa melewatkan kesempatan untuk berinovasi. Lewat riset, kamu bisa memahami tren, selera, dan daya beli serta mengantisipasi kebutuhan target konsumen ke depannya. 

    6. Analisis Produk dan Kompetitor

    analisis kompetitor

    Setelah melakukan riset konsumen, kamu bisa menganalisis produkmu. Apakah produkmu sudah sesuai dengan kebutuhan target konsumen? Bagaimana dengan harga, apakah sesuai dengan daya beli? Konsumen cenderung akan lebih selektif dan berhati-hati dalam membeli produk. Maka itu, evaluasi dengan jelas produkmu agar usahamu bisa terus berlanjut.

    Perhatikan juga langkah-langkah yang diambil kompetitor. Apakah mereka menurunkan harga atau memberikan promo? Apa yang mereka lakukan untuk memasarkan produk mereka? Tujuannya tak lain adalah untuk mengetahui posisi bisnismu di pasaran.

    7. Fokus pada Penjualan Online

    bisnis online

    Di masa pandemi, transaksi online meningkat pesat dan perilaku ini diprediksi akan terus berlanjut bahkan setelah pandemi berakhir. Untuk mengantisipasi hal ini, kamu bisa lebih memfokuskan strategi dan penjualanmu di platform online mulai dari website, marketplace, media sosial, dan lainnya. 

    Alokasikan budget untuk meningkatkan pemasaran di platform-platform tersebut. Pahami pula cara kerja masing-masing platform agar kamu bisa memanfaatkan fitur-fitur yang ada dengan optimal. 

    8. Susun Rencana untuk Menghadapi Krisis Selanjutnya

    strategi bisnis menghadapi krisis

    Terakhir, ambil poin-poin yang bisa kamu pelajari dari krisis ini untuk mengantisipasi krisis berikutnya. Dengan mempersiapkan diri, kamu bisa menyusun rencana dan melindungi bisnismu dari risiko yang mungkin terjadi. Sebagai contoh, kamu bisa mengevaluasi pengeluaran yang bisa dipangkas atau biaya operasi yang bisa ditekan. 

    Kamu juga bisa mulai menyiapkan dana cair sebagai bentuk antisipasi sehingga saat kamu menghadapi krisis, bisnismu tidak mudah goyah. Hal lain yang bisa kamu lakukan adalah mengevaluasi caramu menjalankan bisnis. Misalnya, jika sebelumnya bisnismu tidak menerapkan remote working, kamu bisa mempertimbangkan cara kerja tersebut di masa mendatang. Semakin banyak rencana yang kamu siapkan untuk mengantisipasi skenario terburuk, semakin besar juga peluang bisnismu untuk bertahan di masa-masa sulit. 

    Untuk membantu bisnismu beradaptasi dengan new normal dan mendapatkan peluang-peluang baru, Lalamove sebagai partner jasa pengiriman barang untuk bisnis menjalankan kampanye Deliver Possibilities Faster. Dengan layanan pengiriman yang berkualitas dan terjangkau, kamu bisa menjangkau konsumen yang lebih luas dan meraih peluang baru untuk mengembangkan bisnis.

    ID_Design_DPF30_Pengiriman pertama

    Lewat aplikasi dan web Lalamove, kamu bisa melakukan pengiriman barang on-demand dan terjadwal yang fleksibel sesuai dengan beragam kebutuhanmu. 

     

    Baca Juga: Bagaimana bisnis bisa bertahan menghadapi COVID-19?

    Bagikan ini di

    Lalamove

    KOMENTAR

    Tulisan Terbaru

    BARUSLETTER