Pahami Inventory Turnover dan Perannya dalam Menjaga Stok serta Modal Bisnis Anda
Untuk menjaga bisnis Anda selalu dalam kendali, perhatikan juga tentang faktor inventory turnover. Lantas apa itu inventory turnover? Simak di artikel ini!
Banyak pelaku usaha yang menganggap stok aman saat melihat barang tersedia di gudang. Padahal, stok yang terlalu lama tersimpan bisa menjadi beban jika dibiarkan begitu saja. Modal Anda bisa jadi tertahan, sedangkan biaya penyimpanan atau gudang bisa meningkat.
Belum lagi risiko barang rusak semakin besar. Salah satu cara untuk membaca kondisi ini adalah melalui inventory turnover.
Inventory turnover membantu pelaku usaha memahami seberapa cepat persediaan barang berubah menjadi penjualan. Bukan hanya soal berapa banyak barang yang terjual, tetapi seberapa efisien stok dikelola agar bisnis tetap bergerak sehat.
Apa Itu Inventory Turnover?
Inventory turnover adalah rasio yang menunjukkan seberapa sering persediaan barang terjual dan digantikan dalam satu periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun. Rasio ini digunakan untuk melihat kecepatan perputaran stok sekaligus mengetahui seberapa efektif manajemen stok.
Jika inventory turnover tinggi, artinya barang relatif cepat terjual dan modal tidak terlalu lama tertahan di gudang. Sebaliknya, inventory turnover yang rendah menunjukkan bahwa barang membutuhkan waktu lebih lama untuk terjual, sehingga stok cenderung mengendap.
Bagi pelaku usaha, inventory turnover bisa diibaratkan sebagai ritme napas dalam bisnis. Terlalu lambat membuat bisnis terasa berat dan berisiko deadstock yang merugikan. Namun, terlalu cepat juga bisa menimbulkan masalah jika stok tidak siap memenuhi permintaan.
Baca juga: Peran Lalamove+ Membantu Distribusi Stok Barang Bisnis Anda
Kenapa Inventory Turnover Penting untuk Pelaku Usaha?
Inventory turnover berperan besar dalam pengambilan keputusan operasional. Dengan memahami perputaran stok, Anda bisa menilai apakah jumlah persediaan sudah sesuai dengan pola penjualan atau justru terlalu berlebihan.
Rasio ini juga berkaitan langsung dengan arus kas. Stok yang cepat berputar berarti uang lebih cepat kembali dan bisa digunakan untuk kebutuhan lain, seperti restock, promosi, atau pengembangan usaha. Sebaliknya, stok yang lama terjual membuat modal “terkunci” di gudang dan membatasi ruang gerak bisnis.
Selain itu, inventory turnover membantu pelaku usaha mengidentifikasi produk mana yang benar-benar diminati pasar dan mana yang perlu dievaluasi. Tanpa indikator ini, keputusan restock seringkali hanya mengandalkan perkiraan tidak berdasarkan insight yang ada.
Cara Menghitung Inventory Turnover
Untuk mengetahui inventory turnover, pelaku usaha dapat menggunakan rumus dengan membandingkan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan rata-rata persediaan dalam satu periode.
Dilansir dari halaman Online Pajak, berikut ini rumus menghitung rasio Inventory Turnover:
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / ((Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2)
Misalnya, Anda menjalankan bisnis toko bahan bangunan dan ingin menghitung inventory turnover selama tahun 2025. Data yang Anda miliki adalah sebagai berikut:
-
Harga Pokok Penjualan (HPP): Rp1.200.000.000
-
Persediaan Awal Tahun: Rp 300.000.000
-
Persediaan Akhir Tahun: Rp 200.000.000
Langkah pertama adalah menghitung rata-rata persediaan:
(300.000.000 + 200.000.000) ÷ 2 = Rp 250.000.000
Selanjutnya, hitung inventory turnover:
1.200.000.000 ÷ 250.000.000 = 4,8
Artinya, dalam satu tahun persediaan barang di toko Anda rata-rata berputar sekitar 4-5 kali, atau kurang lebih setiap 76 hari sekali. Angka ini dapat menjadi bahan evaluasi apakah ritme penjualan dan jumlah stok sudah seimbang dengan kebutuhan pasar.
Secara umum, inventory turnover yang berada di kisaran 4-8 kali dalam setahun sering dianggap cukup sehat, karena menunjukkan perputaran stok yang seimbang antara penjualan dan ketersediaan barang.
Jika inventory turnover tergolong tinggi, misalnya di atas 8 kali, hal ini menandakan produk sangat cepat terjual. Kondisi ini umumnya positif, tetapi juga perlu diwaspadai karena bisa berarti stok terlalu minim dan berisiko kehabisan barang saat permintaan meningkat.
Sebaliknya, inventory turnover yang rendah, misalnya di bawah 4 kali, sering menjadi indikasi bahwa stok terlalu lama tersimpan di gudang. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari penjualan yang melambat hingga jumlah persediaan yang terlalu besar dibandingkan kebutuhan pasar.
Cara Menjaga Inventory Turnover Tetap Sehat
Menjaga inventory turnover bukan berarti mengurangi stok secara drastis, melainkan menyesuaikan persediaan dengan pola penjualan yang sebenarnya. Pelaku usaha perlu mengenali produk yang cepat bergerak dan yang cenderung lambat, lalu menyesuaikan strategi restock masing-masing.
Dalam praktiknya, menjaga inventory turnover tetap sehat juga sangat bergantung pada kelancaran distribusi. Semakin fleksibel proses pengiriman, semakin kecil kebutuhan bisnis untuk menahan stok dalam jumlah besar di gudang. Hal ini penting, terutama bagi pelaku usaha dengan permintaan yang tidak selalu stabil atau memiliki banyak alamat pengiriman.
Dukungan layanan pengiriman on demand seperti Lalamove membantu Anda menyesuaikan kebutuhan operasional harian. Pilihan armada yang beragam dan cara pemesanan yang mudah, membantu bisnis mengirim barang tepat waktu tanpa harus menumpuk stock terlebih dahulu. Akhirnya, perputaran stok tetap terjaga dan modal bisa terus berputar.
Lalamove juga sudah hadir di banyak kota, sehingga proses pengiriman stock antarkota jadi lebih praktis dan efisien. Saat ini Lalamove hadir di Jabodetabek, Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Medan. Layanan ini hadir 24 jam sehingga tak mengganggu operasional bisnis yang mungkin berjalan hingga tengah malam hari.
Jika pengiriman stock dilakukan setiap hari, Anda bisa bergabung menjadi Mitra Bisnis Lalamove. Dengan menjadi Mitra Bisnis Lalamove, Anda bisa mendapatkan prioritas pengiriman yang memastikan pesanan sampai lebih cepat dan tepat waktu.
Selain itu, Anda juga bisa menikmati berbagai keuntungan eksklusif, seperti diskon dan cashback yang membantu menghemat biaya operasional & pengiriman. Ada beberapa keuntungan dan fitur Mitra Bisnis Lalamove lainnya untuk memudahkan pengelolaan bisnis Anda, seperti:
-
Satu akun untuk banyak pengguna – Kelola tim pengiriman dalam satu platform tanpa perlu akun terpisah.
-
Laporan keuangan yang terpusat – Semua pengeluaran pengiriman tercatat dalam satu laporan bulanan untuk memudahkan pemantauan pemakaian.
-
Asuransi lebih tinggi – Semua pesanan dilindungi dengan asuransi, dan asuransi Premium tambahan tersedia sesuai permintaan.
Inventory turnover membantu pelaku usaha melihat bisnis dari sudut pandang yang lebih realistis. Bukan hanya soal penjualan, tetapi bagaimana stok, modal, dan operasional saling terhubung.
Melalui pilihan armada yang beragam dari Lalamove, pelaku usaha dapat mengatur pengiriman sesuai kebutuhan operasional, baik untuk pengiriman harian, restock mendadak, maupun distribusi ke beberapa titik sekaligus.
