10 Tips Memulai Urban Farming di Lahan Terbatas

featured image

Anda punya hobi bercocok tanam namun lahan terbatas? Berikut ini adalah tips memulai urban farming dan cocok di lahan yang terbatas.

Memulai urban farming adalah langkah tepat bagi Anda yang ingin bercocok tanam tapi tak punya lahan luas. Kini urban farming sudah menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan yang mendatangkan banyak keuntungan.

Selain bisa panen sayuran organik, urban farming juga dapat mempercantik lingkungan tempat tinggal Anda. Bahkan, aktivitas ini bisa mengurangi kejenuhan dan stress. 

Tertarik untuk mencoba? Berikut tips memulai urban farming di lahan terbatas.

Kenali Potensi Tempat Anda

Langkah pertama adalah tentukan area yang memungkinkan untuk bercocok tanam. Balkon apartemen, atap rumah, teras sempit, bahkan dinding vertikal pun bisa menjadi lahan produktif, lho. Pastikan area yang Anda pilih setidaknya terpapar 4-6 jam sinar matahari langsung agar proses fotosintesis tanaman tidak terganggu. 

Pilih Tanaman yang Tepat

Sesuaikan jenis tanaman dengan kondisi perkotaan, terutama intensitas cahaya matahari dan angin. Pilih tanaman yang mudah tumbuh dan tidak perlu perawatan rumit. 

Ada beberapa jenis tanaman yang cocok dengan metode urban farming, seperti selada, bayam, kangkung, cabai, tomat, atau tanaman herbal seperti mint dan basil. Anda bisa pilih kaktus dan sukulen apabila lebih tertarik budidaya tanaman hias.

Tentukan Teknik yang Sesuai

Ada banyak teknik dan model bercocok tanam ala urban farming. Lahan yang minim tanah subur disarankan memakai teknik hidroponik, akuaponik, dan polybag. Jika Anda punya lahan sempit seperti balkon dan teras, bisa memilih teknik vertikultur, pot gantung, atau roof garden.

Pilihlah teknik yang cocok dengan lahan Anda. Pertimbangkan juga aspek ketersediaan tanah subur, budget, tingkat kerumitan, dan waktu yang bisa Anda luangkan.

Baca juga: 'Gak Cuma Jualan, Ini 5 Peluang Bisnis Tanaman Hias yang Cuan'

Gunakan Media Tanam yang Cocok

Media tanam yang baik akan menyediakan nutrisi, aerasi, dan penyerapan air yang lebih optimal untuk pertumbuhan tanaman. Pemilihan media tanam disesuaikan dengan teknik urban farming yang sudah Anda tentukan sebelumnya.

Cari tahu karakteristik, kelebihan, dan kekurangan media tanam. Dengan begitu, Anda bisa mencampur beberapa jenis media tanam agar saling melengkapi.

Pertimbangkan Sistem Drainase

Sistem drainase dan pengelolaan air yang baik penting agar tanaman tumbuh subur dan tidak mudah layu. Metode penyiraman manual dapat dipilih sesuai kebutuhan spesifik tanaman. 

Alternatifnya, sistem irigasi sederhana dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. Pastikan media tanam memiliki porositas yang baik untuk mencegah genangan air yang merusak akar.

Gunakan Pupuk Alami untuk Hasil Optimal

Tips memulai urban farming selanjutnya adalah gunakan pupuk alami. Tanaman yang sehat dan produktif memerlukan asupan nutrisi yang memadai, salah satunya dengan menggunakan pupuk alami. 

Anda dapat memanfaatkan berbagai jenis pupuk organik, seperti kompos dan pupuk kandang. Pupuk cair buatan sendiri dari limbah dapur juga bisa menjadi alternatif.

Antisipasi Hama Tanaman

Alih-alih bergantung pada pestisida kimia, mencegah hama menjadi hal penting dalam urban farming. Pastikan menjaga kebersihan area tanam dari sisa-sisa tanaman mati dan gulma dapat mengurangi potensi perkembangbiakan hama. 

Selain itu, penggunaan greenhouse farming atau jaring pelindung dapat menjadi penghalang fisik yang efektif terhadap berbagai jenis hama. Beberapa hama umum yang sering menyerang tanaman urban farming adalah belalang, semut, kutu daun (aphids), tungau laba-laba (spider mites), dan thrips.

Baca juga: 'Cara Kirim Tanaman Hias dengan Aman ke Tangan Konsumen'

Mulai dari Skala Kecil

Jangan terburu-buru ingin menanam banyak jenis tanaman sekaligus dengan banyak teknik. Mulailah dengan beberapa jenis tanaman yang Anda sukai dan kuasai satu atau dua teknik terlebih dahulu sebelum memperluas skala.

Manfaatkan Barang Bekas

Salah satu solusi ekonomis dan ramah lingkungan dalam urban farming adalah dengan memanfaatkan barang bekas. Wadah bekas seperti galon air, botol plastik, kaleng, atau ember dapat diubah menjadi pot tanaman yang unik dan fungsional. 

Selain wadah, barang bekas lain seperti potongan busa, kain perca, serbuk gergaji, hingga kulit telur dapat diolah menjadi media tanam alternatif yang mendukung pertumbuhan tanaman. Dengan sentuhan kreativitas, keterbatasan ruang bukan lagi penghalang untuk mewujudkan kebun impian di tengah kota.

Bergabung dengan Komunitas

Bergabunglah dengan komunitas urban farming di sekitar Anda. Biasanya komunitas menyediakan kegiatan community gardens. Di sana, Anda juga bisa saling bertukar informasi, belajar dari pengalaman orang lain, dan mendapatkan dukungan.

Itulah beberapa tips memulai urban farming di lahan terbatas. Urban farming bukan hanya sekadar tren gaya hidup, tapi juga bentuk kontribusi nyata untuk keberlanjutan lingkungan.  Dengan memanfaatkan lahan terbatas, seperti halaman rumah, balkon, atau rooftop, Anda bisa menghasilkan sayuran segar dan sehat dari tangan sendiri.

Tak hanya dikonsumsi sendiri, urban farming juga memberikan peluang usaha rumahan yang menjanjikan. Sudah banyak masyarakat yang membutuhkan pangan sehat, segar, aman, dan berkualitas yang bisa dipenuhi urban farming.

Untuk membantu proses pengiriman hasil panen, bibit, perlengkapan berkebun, hingga paket tanaman ke pelanggan atau komunitas urban farming lainnya, jangan lupa andalkan Lalamove

Dengan armada motor dan mobil yang fleksibel, pengiriman bisa dilakukan instan dan tepat waktu. Download aplikasi Lalamove, dan pilih armada sesuai kebutuhan Anda!

Pakai Lalamove Sekarang!

Read more