Di tengah hiruk-pikuknya kota metropolitan, muncul berbagai komunitas seni dan budaya yang mencoba menghadirkan ciri khas tradisional di tengah dunia modern, yaitu Omah Wulangreh yang berarti "menghadirkan kekunoan di dalam kekinian".
Omah Wulangreh merupakan sanggar seni dan budaya yang berdiri pada tahun 2018. Di dalamnya, diadakan berbagai kegiatan seperti kelas tari, batik, aksara, dan banyak lagi. Sejak berdirinya, komunitas Omah Wulangreh terus berkembang. Di antara anggota komunitas, banyak yang merupakan pemilik UMKM. Melihat hal ini, akhirnya Omah Wulangreh pun mengadakan Pasar Minggu Pahingan sejak November 2019.
Pasar tematik ini terinspirasi dari pasar Ramadhan yang ada di Temanggung dan Yogyakarta. Pasar Minggu Pahingan diadakan setiap 35 hari sekali, mengikuti Weton Pahing dalam kalender Jawa. Lewat Pasar Minggu Pahingan, Omah Wulangreh ingin mendukung produk lokal dan rumahan tanpa 3P yakni pewarna, perasa, dan plastik. Peserta Pasar Minggu Pahingan pun beragam mulai dari makanan, minuman, hingga kerajinan tangan.
“Campaign mengurangi plastik ini tidak bisa dilakukan sendiri. Dengan adanya Lalabag, kita bisa mengurangi penggunaan plastik saat pengiriman. Selain itu, fitur multi-stop juga membantu pengiriman kami jadi jauh lebih hemat. Biaya pengiriman kami akhirnya bisa lebih hemat 30-40%.”
- Reny Ajeng, pendiri sanggar budaya Omah Wulangreh
Beralih ke Online
Dengan adanya pandemi, Pasar Minggu Pahingan pun tidak bisa diadakan secara langsung. Setelah memikirkan berbagai alternatif, akhirnya Omah Wulangreh memutuskan untuk mengadakan Pasar Minggu Pahingan secara online dengan model pre-order (PO). Pemasarannya pun digalakkan melalui media sosial Instagram dan Facebook.
Pada Pasar Minggu Pahingan online, produk dari merchant akan dikumpulkan 1 hari sebelum Pasar Minggu diadakan untuk kemudian dikirimkan keesokan harinya. Sementara itu, pembeli bisa memesan produk dari berbagai merchant dalam sekali order.
Tak disangka, Pasar Minggu Pahingan online pertama di bulan Agustus mendapatkan respons yang luar biasa. Ada beragam merchant yang ikut serta dan jumlah pemesanan pun tidak sedikit. Antusiasme dari peserta maupun pembeli cukup membuat Omah Wulangreh kerepotan di awal. Apalagi beberapa jenis produk seperti kue basah harus dikirim di hari yang sama.
Tak hanya itu, Omah Wulangreh memiliki campaign mengurangi plastik. Sementara itu, rata-rata jasa pengiriman membutuhkan wadah plastik untuk membawa produk yang akan dikirimkan.
Pengiriman Cepat dan Efisien Jadi Solusi
Omah Wulangreh pun mencari jasa pengiriman yang mampu memfasilitasi pengiriman yang cepat serta minim plastik. Melihat pesanan yang harus dikirim di hari itu lumayan banyak, akhirnya Omah Wulangreh mencoba menggunakan jasa pengiriman Lalamove.
Pengiriman Lalamove yang instan membantu Omah Wulangreh untuk mendistribusikan tiap pesanan dengan cepat. Fitur multi-stop Lalamove juga membantu pengiriman jadi lebih efisien dan hemat. Tas termal Lalabag memungkinkan pengiriman barang yang sensitif suhu dengan aman sekaligus membantu mengurangi penggunaan plastik. Tak hanya itu, tarif flat rate Lalamove juga memudahkan Omah Wulangreh untuk menentukan biaya ongkos kirim ke pembeli.
Akhirnya, Omah Wulangreh memutuskan untuk terus menggunakan Lalamove untuk keperluan pengiriman Pasar Minggu Pahingan selanjutnya. Pada Pasar Minggu Pahingan di awal September ini, para driver Lalamove khusus menggunakan pakaian spesial seperti surjan atau baju motif Jawa dan blangkon untuk menonjolkan nilai khas tradisional Jawa.
Mengurangi Plastik Sekaligus Hemat Biaya Hingga 30%
Dengan menggunakan jasa pengiriman Lalamove, Omah Wulangreh mampu melakukan pengiriman ke pembeli dengan cepat dan aman. Beberapa pembeli pun mengungkapkan rasa puas mereka karena bisa menerima barang dengan lebih cepat.
Selain itu, biaya pengiriman pun jadi lebih hemat dengan berbagai fitur Lalamove. Menurut salah satu pendiri Omah Wulangreh Reny Ajeng, biaya pengiriman untuk Pasar Minggu Pahingan bisa hemat hingga 30-40% sejak menggunakan Lalamove. Gerakan mengurangi kemasan plastik pun dapat dijalankan dengan menyeluruh.
“Campaign mengurangi plastik ini tidak bisa dilakukan sendiri. Dengan adanya Lalabag, kita bisa mengurangi penggunaan plastik saat pengiriman. Selain itu, fitur multi-stop juga membantu pengiriman kami jadi jauh lebih hemat. Biaya pengiriman kami akhirnya bisa lebih hemat 30-40%,” ujar Reny.
Ingin Hemat Biaya Pengiriman Bisnis seperti Omah Wulangreh?
Baca Juga: Nasi Kapau Juragan Penuhi Permintaan Konsumen Lewat Pengiriman Terjadwal
