Lalamove Menjadi Pintu Rezeki di Saat Susah Cari Kerja
Ia pernah bekerja sebagai tenaga pembungkus obat herbal yang menyita waktunya selama tujuh hari seminggu. Bekerja hampir tanpa jeda sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menjadi Mitra kurir pengiriman instan di Lalamove.
Tidak Pernah Ada Waktu untuk Keluarga dan Istirahat
Masih segar menempel di ingatannya, ketika Santi Retnosari harus bekerja penuh selama tujuh hari dalam seminggu di sebuah usaha rumahan di Bandung. Bekerja sebagai tenaga pengemas paket herbal, Santi mengaku nyaris tidak ada waktu untuknya beristirahat. “Waktu saya sangat tersita, nggak ada waktu buat istirahat. Full seminggu,” kenangnya.
Tak sanggup harus terus-menerus bekerja selama tujuh hari penuh, Santi mencari jalan lain. Ia jajal cari kerja dengan mendaftar beberapa aplikasi kurir dan juga driver online yang khusus mengantar makanan. Namun rupanya, ia masih belum berjodoh dengan profesi yang ia pilih.
“Saya sebelumnya juga pernah mencoba jadi kurir online di tempat lain. Tapi ya gitu. Ukuran barangnya nggak manusiawi. Saya kan bawa motor, ditambah lagi saya perempuan, barang-barang yang ukurannya terlalu besar seringkali menyulitkan saya. Di satu sisi, saat saya mencoba menjadi driver online khusus antar makanan, saya nggak sanggup kalau harus seharian nongkrong di luar,” kenang Santi.
Selama menjalani profesi sebagai driver online, Santi aktif bergabung dalam komunitas. Dilalah, komunitas itu pula yang memperkenalkan Santi dengan Lalamove, aplikasi pengiriman instan. Berbekal dari informasi yang didapat, Santi mengajukan diri mendaftar sebagai kurir pengiriman instan di Lalamove.
Baca Juga 'Yoseph Achiriyanto: Ada Manfaat Asuransi untuk Perlindungan Mitra di Perjalanan'
Berkah di Saat Sulit Cari Kerja
Santi termasuk mitra roda dua yang bergabung sejak awal Lalamove beroperasi di Bandung. Ibu dua orang anak ini merasa keputusannya bergabung dengan Lalamove adalah keputusan tepat. Dengan jam kerja yang fleksibel, Santi dapat dengan leluasa mengatur jam kerjanya.
“Di sini enaknya jam kerja fleksibel. Pagi-pagi, saya masih punya waktu buat menyiapkan kebutuhan anak-anak. Biasanya saya keluar dari jam 9 pagi dan paling lambat pengantaran terakhir jam 6 sore. Jam 12 siang, saya istirahat. Pulang ke rumah dan menyiapkan makan siang buat anak-anak sebelum saya keluar lagi,” tutur Santi.
Menurut Santi yang pernah menjajal berbagai aplikasi driver online, salah satu keunggulan yang diberikan Lalamove untuk para Mitra driver-nya adalah ukuran paket yang sesuai dengan setiap jenis kendaraan. “Selain jam kerja fleksibel, enaknya di Lalamove adalah ukuran barang nggak pernah melebihi kapasitas kendaraan kita. Nggak ada ukuran yang disembunyikan. Ini yang bikin beda dari aplikasi lain. Udah gitu, tarifnya pun masih lumayan,” katanya.
Santi merasa, Lalamove menjadi salah satu pintu rezeki lain yang terbuka di kala banyak orang kesulitan cari kerja. Nyaman menjalani profesinya sebagai kurir instan, Santi tak segan-segan mengajak kenalannya untuk bergabung di Lalamove. Bahkan, suami Santi yang awalnya berusaha sebagai peternak ayam pun diajaknya untuk bergabung menjadi Mitra Lalamove.
Saat ini, Santi dan suaminya fokus menjalani profesinya sebagai Mitra kurir pengiriman instan Lalamove. Ia menyebut, untuk saat ini suaminya pun enggan untuk meneruskan kembali usaha peternakan ayam mereka.
“Belum kepikiran untuk melanjutkan usaha karena sekarang semuanya serba susah. Untuk saat ini mungkin di Lalamove aja. Bersyukur, dengan Lalamove saya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan bocoran aja nih, hasil dari Lalamove, saya masih bisa ambil cicilan motor baru. Hahahahaha,” Santi bercerita menutup pembicaraan.
Ingi Berpenghasilan Seperti Ibu Santi dan Pasangannya?
Baca Juga 'Jajang Toha: Lebih Nyaman Membawa Barang Dibandingkan dengan Penumpang'